Meresahkan. Satu kata yang mampu mewakili situasi dan kondisi dari tahun 2020 sampai 2021. Begitu banyak kabar yang mengejutkan dan bukan dalam konteks yang baik pula. Bagi para pelaku, penikmat, dan seluruh pihak yang terlibat dalam ekosistem industri musik, pandemi ini jelas merupakan satu hantaman telak. Memang ada banyak pertunjukan musik virtual yang disuguhkan sebagai salah satu cara alternatif mengobati kerinduan akan pagelaran musik, namun konser offline atau luring tetap tidak bisa tergantikan. Pasalnya, ada banyak sumber hiburan dari sebuah konser luring. Walau pusatnya berada di panggung dengan sederet nama performer beserta gimmicknya, namun hiburan itu juga bisa datang dari area F&B yang punya banyak pilihan makanan dan minuman. Berikut area untuk bersantai sejenak.
Tidak ketinggalan, hiburan lain yang bisa dinikmati dari sebuah konser adalah area merchandise. Bagi pengunjung sebuah konser, tempat paling menyegarkan adalah tempat dimana merchandise dipajang. Melihat-lihat baju dan aksesoris terpajang adalah hiburan, terutama bagi pemburu merchandise edisi terbatas. Lalu, apa lagi yang menjadi sumber hiburan alternatif dalam sebuah konser? Jawaban selanjutnya adalah crowd. Ya, tidak jarang crowd itu sendiri menjadi pertunjukan di sela-sela penampilan musisi di atas panggung dengan aksi-aksi yang tidak kalah ajaib. Biasanya, ada dua tipe crowd yang mencuri perhatian penonton lain; The Shouters dan Mosh Fighters.
Dari Namanya, The Shouters, sudah cukup jelas mewakili bagaimana tipikal crowd yang satu ini. Mereka tidak akan bernyanyi dengan kalem dan penuh penghayatan. Seluruh kekuatan dan urat akan dikerahkan sehingga bisa melahap tiap bait dalam lirik bersama sang performer dengan suara yang keras, kompak, dan kemana-mana. Terkadang, crowd seperti ini tidak segan untuk ikut bernyanyi di sepanjang lagu, bahkan sepanjang set-list (jika stock nafas dan wawasan lagunya mencukupi).
Dalam sebuah konser, rasanya tidak ada tempat yang aman dari The Shouters ini. Pasalnya mereka akan selalu ada dan berlipat ganda terlebih jika lagu yang dibawakan adalah ‘lagu sejuta umat’. Pernah terjebak di tengah crowd yang berteriak menyanyikan tiap lirik begitu fasih dan kamu hanya bisa terpaku dengan senyum yang kaku karena tidak tahu lagunya? Toss!
Berikutnya, tipe penonton yang selalu berhasil menjadi hiburan alternatif dalam sebuah konser. The Mosh Fighters. Kadang bisa jadi hiburan, namun tidak jarang jadi ancaman kepada mereka yang tidak terbiasa untuk moshing. Untungnya, para petarung ini hanya muncul dimana distorsi berada. Jangan menempati bagian depan tengah panggung jika tidak mau terkena bogem atau minimal tendangan tak bertuan. Terdengar kasar, namun bagi sebagian orang, menyaksikan band yang tampil sekaligus crowd yang moshing adalah hiburan yang berlipat ganda.
Di satu sisi, seluruh band mengerahkan seluruh energi untuk tampil maksimal, di sisi yang lain ada sekelompok orang yang juga sekuat tenaga untuk bergerak menabrak kesana-kemari mengikuti musik, dan sisanya berkonsentrasi mencari ruang yang aman agar tidak pingsan. Beberapa lainnya sibuk menyingkir kesana-kemari, menjauhi kontak fisik dengan mereka yang kerasukan adrenaline. Ajaibnya, penonton seperti ini mampu multi-tasking. Tidak jarang mereka yang sibuk moshing juga ikut bernyanyi bersama band yang tengah tampil.
Jika suatu saat konser akan kembali digelar, apa yang paling kamu rindukan selain musiknya? Apapun itu, yang sekarang perlu dilakukan adalah mematuhi prokes yang ditentukan, sebisa mungkin untuk vaksin, dan jaga kesehatanmu semaksimal mungkin agar kelak kita bertemu lagi di konser dan festival yang sesungguhnya.
Teks: Brandon Hilton