Mendengarkan musik sudah pasti menjadi kegiatan yang menyenangkan, apalagi dibarengi dengan momen-momen tertentu. Beberapa dari kita pasti mendengarkan beragam musik dari berbagai musisi. Alasannya bisa jadi beragam, ada yang menjadi pendengar musik karena hanya ingin mencari hiburan semata, mencari referensi baru, untuk gagah-gagahan di tongkrongan, atau bahkan karena diturunkan oleh orang tua. Beda zaman, beda juga cara menemukan. Walaupun sekarang aplikasi pemutar musik digital makin beragam dan bertebaran di mana-mana, tidak bisa dipungkiri, kalau toko musik adalah primadona untuk menemukan harta karun. Selalu ada kesenangan tersendiri jika menemukannya.
Kebiasaan mendengarkan musik ini lama kelamaan akan menimbulkan kegemaran, dan mengubah pendengar biasa menjadi fans untuk satu atau dua musisi. Biasanya, mendatangi gig atau konser dimana sang idola tampil sudah menjadi sebuah kewajiban. Seorang fans dalam sebuah pertunjukan biasanya ditandai dengan satu atau sekelompok orang yang sangat antusias menyimak, menyanyi atau berteriak bersama, bahkan ada yang moshing sepanjang set. Peran fans musik ini layaknya pemain kedua belas dalam pertandingan sepak bola. Kehadirannya sungguh berdampak secara langsung pada pertunjukan karena energi yang saling bertukar dari lantai dansa ke panggung pertunjukan. Interaksi yang terjalin juga biasanya memantik fans yang awalnya manusia biasa menjadi manusia super dengan stamina yang tiada habisnya. Urusan pingsan itu nanti belakangan.
Setiap fans biasanya menamai diri mereka sebagai identitas dan bentuk loyalitas. Seperti contoh FrontxFamilia yang merupakan unit pendukung bagi Frontxside, Kelompok Penerbang Rocket dengan para Pencarter Rocket, Deadsquad dengan PasukanMati, dan masih banyak lagi. Mereka gampang ditemui; di barisan terdepan ketika salah satu dari band di atas tampil.
Tipe-tipe Fans Musik
Ada beberapa kebiasaan bagi fans musik dalam sebuah pertunjukan yang biasa dijumpai. Pertama, sebut mereka The Set List Hunter. Mereka adalah pemburu daftar lagu yang saling beradu kelincahan untuk mencegat fans lain mendapatkan item buruannya. Tidak jarang, ada The Set List Hunter yang sigap merebut set list dari tangan orang lain. Kedua, The Legalizer. Fans musik semacam ini biasanya membawa koleksi andalan untuk dilegalisir oleh sang idola. Ada yang membawa set list, CD, kaset, vinyl, baju, bahkan ada yang membawa instrumentnya sendiri seperti gitar untuk ditandatangani. Ketiga, sebut saja Selfie Maniacs. Bermodal smartphone dan narsis yang di atas rata-rata, fans musik seperti ini biasanya rela mengejar sang idola hanya untuk melakukan selfie dengan berbagai macam gaya. Hanya kekuatan panitia yang dapat meredamnya. Terakhir, ada pula The Merch Gods. Biasanya, fans music seperti ini di suatu festival atau konser terlebih dahulu mengantri di booth yang menjual merchandise. This is the true fans of all time.
Pandemi dan Gairah yang Tak Terhenti
Sebagai garda paling depan untuk mendukung band atau musisi yang mereka sukai, tak jarang para fandom ini rela melakukan apa saja demi idola yang mereka dukung. Semisal rela merogok kocek dalam-dalam untuk membeli merchandise, mengejar konser bahkan sampai ke luar negeri, juga meniru cara berbusana maupun bersikap. Di suatu fanbase, kegiatannya pun beragam. Tak hanya menjadi ruang untuk saling berjejaring ataupun bertukar informasi mengenai perkembangan si idola yang didukung, namun lebih jauh tak jarang fanbase ini melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, semisal melakukan aksi solidaritas semacam menggalang dana.
Akan tetapi, semua sadar benar betapa 2020 menjadi satu pukulan telak, membuat semua orang merana, tak terkecuali fans musik. Pasalnya, tidak ada pertunjukan musik seperti biasanya, tidak bisa berburu set list, meminta tanda tangan, apalagi berfoto bersama. Semua beralih serba virtual, namun yang mengejutkan adalah antusias yang ditunjukkan tetap terbilang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka viewers untuk pertunjukan musik secara virtual yang besar dan persebaran e-flyer event yang terus dibagikan di lini masa setiap sosial media. Bagi pemburu merchandise juga tak mau ketinggalan. Hal ini yang tak akan bisa berhenti walau berada di tengah pandemi: Gairah. Karena bagi fans musik sejati, pertunjukan musik online atau offline, musik tetaplah musik yang punya penikmat dan daya tariknya sendiri.
Terima kasih dan tetap menjadi pemberi dukungan terbaik untuk musisi idola dan siapa saja yang berkutat di dalamnya. Karena dengan berbagai dukungan itu, roda pertunjukan niscaya akan selalu berputar.
Teks: Brandon Hilton