Semua terasa lebih serba digital dan kami rasa perlu untuk ‘kembali ke akar’ mengingat ini adalah media komunikasi jauh sebelum ada internet dalam kancah musik di belahan dunia mana pun; Zine. Zine pertama kali muncul di tahun 1930, ketika itu Science Correspondence Club di Chicago adalah pelopornya. Sedangkan di Indonesia sendiri, geliat zine mulai terdeteksi radar pada tahun 1995 di Bandung dengan Revograms yang memuat informasi dan berita musik underground. Kemudian budaya ini begitu pesat menyebar. Baca #ricjournal tentang zine di sini.
Maka dari itu, untuk menghadirkan pengalaman terbaru dalam setiap edisi perayaan Rock In Celebes, RIC Zine kemudian hadir. Edisi perdana dilepas pada perayaan ke-13 tahun kemarin. Ini adalah upaya Upaya merangkum dan memperluas daya kreatif ke berbagai penjuruh kancah musik sekitar. Berbagai liputan hingga review, opini, hingga reportase gigs. Format sederhana mengabadikan setiap kejadian dalam kancah musik manapun dengan harapan bahwa hal ini akan terus berlanjut dan menyebar.
Edisi perdana, bukan hanya sekadar memuat berita, namun setiap tulisan memuat foto yang di dalamnya direspon dengan gambar. Adalah sentuhan dan ciri khasnya masing-masing. Adalah Supergunz dan Hirahsanada yang menjadi eksekutornya. RIC Zine dibuat kian variatif dan ceria, mengingat kedua artist ini senang bermain dengan warna.
Kami percaya bahwa semua yang tertulis tak akan pernah mati. Miliki RIC Zine edisi perdana segera! Dapatkan di Chambers Shop atau Kampung Buku.