Dalam setiap pertunjukan terutama festival atau gigs, selain aksi penampil dan penonton yang terkadang ajaib, ada beberapa hal yang mampu mencuri perhatian seperti permainan cahaya yang megah dan mengikuti lagu, kemudian ada orang-orang yang memegang kamera berkeliaran di sekitar venue lengkap dengan tanda pengenal yang bergelantungan. Tidak bisa dipungkiri, fotografer juga punya karismanya sendiri. Ada berapa banyak hasil dari foto panggung yang kemudian dijadikan pameran? Atau yang paling sederhana, seberapa sering foto-foto tersebut dihujani like di setiap platform sosial media? Jelas tidak terhitung. Peran fotografer jelas memegang peran yang krusial mengingat tugasnya tidak hanya sekadar dokumentasi belaka.
Dalam berburu foto panggung, fotografer tentu saja perlu mengenali dan mempelajari “area bermain” dan menguasai panggung. Pertanyaannya, apa perlu? Ya, jelas. Beda panggung, beda pula treatment yang dipakai. Tidak bisa disamakan antara berburu foto dalam sebuah konser atau festival dengan panggung dang tata lighting yang terbilang besar dan gig yang diadakan dengan panggung dan set lighting seadanya. Penguasaan panggung artinya mengetahui tata lighting seperti apa, lalu kekuatan cahaya nya seperti apa, dan yang paling simple misalnya mengetahui kapan lampu biru, merah, dan strobo digunakan. Berburu foto panggung artinya berburu moment-moment sakti dari performer. Sudah sewajarnya fotografer peka terhadap gerak-gerik hingga gimmick yang ditampilkan. Sudah sewajarnya dalam penampilan musik, pengenalan terhadap karakter band hingga lagu per lagu perlu dilakukan.
Untuk mendapatkan moment yang diinginkan, posisi berdiri juga perlu diperhatikan apakah sudah berada di dekat panggung atau jaraknya cukup jauh sehingga butuh lensa yang mampu menjangkau jarak tersebut. Dalam beberapa kasus, fotografer sering terlihat berada di antara crowd yang meliar. Ada begitu Banyak hal teknis yang perlu diketahui dan persiapkan terlebih dahulu oleh fotografer, dalam kata lain adalah riset secara menyeluruh untuk bisa menghasilkan foto performance yang baik. Termasuk di dalamnya untuk mengetahui aturan di venue; tidak boleh menggunakan flash dll. Berburu foto panggung sejatinya bergantung pada elemen apa saja yang ada di atas panggung dan tidak punya kendali atas apa saja yang harus terjadi. Hal yang menjadi satu-satunya opsi adalah merespon sesuatu yang sudah diatur sebelumnya.
Dalam sebuah pertunjukan musik, bisa jadi yang berburu foto bukan hanya fotografer resmi yang sudah ditunjuk, pengunjung pun tak sedikit yang terlihat mengabadikan moment. Yang membedakan adalah seberapa dalam seorang fotografer atau orang yang mengabadikan moment menggali karakter performer, karena setiap penampilan punya karakternya masing-masing. Kalau berpikir stage photography hanya sekadar foto panggung maka ini keliru. Bukan soal memotret apa yang terjadi di atas panggung, namun menangkap apa yang sedang terjadi di belakang layar, persiapan-persiapannya, apa yang terjadi dalam perjalanan mereka ketika menuju stage, hingga problematika yang terjadi di antara performer misalnya. Semua ini bisa dengan natural berjalan jika sudah terjalin kedekatan emosional entah antara fotografer dan pemain band, atau fotografer dengan penyelenggara pertunjukan musik.
Para pemburu foto ini tidak hanya sekadar berburu foto, namun cerita. Menyampaikan cerita melalui foto.